Melukis Realisme, Tak Sekedar Memindahkan Gambar
Kisah lukisan sederhana yang memberiku pelajaran penting penuh arti
Memang pada 5 tahun pertama melukis, aku ‘mengharamkan’ foto. Aku selalu membuat
lukisan dengan menggunakan model atau obyek langsung, tanpa foto. Tujuannya
untuk mempelajari rahasia alam nyata, bukan alam maya (foto).
"Foto Kenangan" (1979/1980) Karya Herri Soedjarwanto Dikoleksi : Boss BNI Pusat Jakarta (Lukisan ini dibuat dengan melukis model dan obyeknya langsung, tanpa bantuan foto sama sekali. |
(1)
cerita dibalik terciptanya lukisan dan proses pembuatan.
Suatu hari di masa lalu, seorang pelukis tua di Solo yang
nge-fans berat padaku (?!..wah..?? GR nih.. hehehe..) .. datang ke rumahku
dengan membawa seorang pemuda yang kira-kira sebaya denganku.
“Dik Herri, ini keponakan saya , putus dari ASRI Jogja. Orang tuanya ingin dia ikut saya belajar melukis. Tapi
kalau cuma belajar sama saya, bisa dapat
apa dia?.. Makanya saya ajak kemari,
saya titipkan dia pada dik Herri, untuk belajar melukis di sini saja.
Syukur-syukur kalau nanti bisa ikut ke Bali .” Begitu dia utarakan maksudnya.
Syukur-syukur kalau nanti bisa ikut ke Bali .” Begitu dia utarakan maksudnya.
Lalu kita ngobrol tentang seluk beluk melukis. Tapi bisa kurasakan bahwa si keponakan ini meragukan
aku, apalagi saat aku katakan bahwa semua lukisanku kubuat
dengan melukis modelnya langsung..!!
Keraguannya bisa dimaklumi, umurku baru 21 tahun , kurang lebih sama dengannya.
Dan dia belum pernah melihat orang berkarya
realism sepenuhnya dari model,.. kecuali cuma latihan lukis setengah badan.
Jadi aku berencana untuk membuatnya yakin.
“Besok aku mau melukis dengan menggunakan model, silahkan datang kalau kau mau lihat
prosesnya”
"Malam Panjang" Salah satu Lukisan Herri Soedjarwanto yang lain, yang dilukis secara langsung , tanpa bantuan foto sama sekali |
Bukan cuma melukis kepala
/setengah badan saja seperti
pada umumnya, tapi bahkan lukisan besar dengan ide/ komposisi yang
rumit pun kubuat sepenuhnya dengan model langsung, tanpa foto. Seperti
pada lukisan “Foto Kenangan” ini.
Karena memang dimaksudkan untuk ‘demo’, semua serba
spontan , tanpa disain / sket rancangan sama sekali .
Kupanggil tetanggaku mbah Hardjo dan seorang cucunya. Kuatur meja kursi dan lainnya sesuai kebutuhan. Kusuruh mereka duduk berpose sesuai komposisi.. setelah kurasa ‘enak ‘… langsung mulai kulukis..
Kupanggil tetanggaku mbah Hardjo dan seorang cucunya. Kuatur meja kursi dan lainnya sesuai kebutuhan. Kusuruh mereka duduk berpose sesuai komposisi.. setelah kurasa ‘enak ‘… langsung mulai kulukis..
Seorang kakek, mbah Harjo, sedang meratap memandang
sebuah foto kenangan dalam bingkai dengan penuh duka dan penyesalan, didampingi
cucunya yang selalu menemaninya… Mbah Harjo memang sedang berduka, baru saja kehilangan istrinya.. Sudah lama
aku ingin melukis moment ini , tapi baru kesampaian hari ini karena terpicu si ‘keponakan’.
Begitulah, setelah beberapa kali melihat sendiri proses
melukis sejak kanvas kosong sampai finish yang tanpa menggunakan foto, si ‘keponakan’
ini menjadi begitu yakin dan respek, sehingga akhirnya dia menjadi salah satu dari
banyak teman-teman yang ikut kubawa ke
Bali.
Read more: http://herri-solo.blogspot.com/2013/02/melukis-realisme-tak-sekedar.html#ixzz2LPq8APsb